Search This Blog

Wednesday, November 30, 2011

Kekalahan Garuda Muda - post mortem dari kacamata seorang rakyat Indonesia


  1. Ketika saya pulang bercuti saya menerima satu email yang saya rasa amat menarik. Email ini daripada seorang pembaca setia blog ini. Saya terfikir, alangkah baiknya jika kita sama-sama dapat menilai pandangan pembaca ini terhadap tulisan seorang warga Indonesia mengenai sukan bolasepak di rantau ASEAN.

  2. Saya cuba terjemahkan ke dalam Bahasa Malaysia. Sila baca artikel di bawah.

  3. ADMIN : Tulisan (opini) yang sangat baik dan berguna dari rakyat indonesia (Arif Bawono Surya ) buat kedua-dua negara, inilah mentaliti rakyat bertamadun dan mempunyai jiwa yang besar bagi sebuah bangsa yang besar, kami percaya hanya segelintir yang mempunyai sifat seperti itu sedang majoriti lainnya rakyat yang baik, begitu juga kejahatan ada di mana-mana negara tak pernah dibatasi oleh nama negara. Buangkan kebencian, hilangkan sengketa, indahnya sebuah kedamaian. SEPAKAT!!!.

  4. Timnas (Seorang warga Indonesia)Tolong Hilangkan Kebencian dan Dendam - Arif Bawono SuryaSepulang dari kantor(pejabat) kemarin, saya menyaksikan suatu fenomena yang luar biasa, trotoar-trotoar (Penyokong) jalan penuh oleh kendaraan bermotor yang diparkir. Si empunya motor asyik nglesot(Bergerak perlahan) di lesehan pinggir jalan yang dipasang layar tancap (Skrin besar). Cafe-cafe penuh dan jalanan lenggang, Garuda muda akan melawan Harimau Malaya.

  5. Pertandingan sarat emosi, dendam kesumat dan kebencian. Teriakan-teriakan Malingsia dan Ganyang Malaysia bergema. Warna merah mendominasi pandangan mata, di udara sangat terasa hawa keoptimisan bercampur kebencian pada negeri Jiran. Inilah final impian di mana mayoritas(Majoriti) masyarakat Indonesia sangat ingin melihat pasukan Garuda Muda menjungkalkan (Meratah)Harimau Malaya.

  6. Pertandingan pun berlangsung, decak (rasa) kagum bergumam(rentak permainan) melihat kecepatan para pemain garuda muda khususnya para pemain-pemain dari pulau Papua. Dan gol cepat pun terjadi, suasana menjadi riuh rendah, teriakan gol bergaung, rasa puas merasuk ke jiwa penonton.

  7. Lalu penantian gol kedua pun bergelora, detik demi detik, menit demi menit tapi gol kedua yang ditunggu tak kunjung datang, malah pasukan Harimau Malaysia mampu menyamakan kedudukan. Serangan dari tuan rumah tak berhenti, umpatan dan cacian silih berganti menemani pertandingan.

  8. Wasit(pengadil), hakim garis, pemain, pelatih lawan tak lepas dari hinaan dan umpatan. Hingga beberapa gol yang diciptakan tak mendapat pengesahan makin tinggi tensi (tekanan) permainan makin gemes (resah) penonton. Pertandingan normal berakhir, perpanjangan waktu, dan akhirnya adu Tos-tos an(sepakan penalti) dilakukan.

  9. Di sinilah mental diuji dan Garuda Muda terbukti belum mampu menunjukkan mental juara. Malaysia pulang ke kandang(negara) mereka dengan kepala tegak(rasa bangga), kalungan medali Sea Games yang dirindukan oleh warga Indonesia selama 20 tahun dibawa ke Kuala Lumpur.

  10. Ada apa sebenarnya? Kenapa Indonesia selalu kalah dengan Malaysia di partai (acara)puncak? Banyak yang beranalisis tentang masalah teknis seperti teknik, team work, mental dan lain-lain.

  11. Tapi saya mencoba menganalisis dengan cara lain. Kenapa Indonesia tidak bisa (mampu)mengalahkan Malaysia di GBK(Gelora Bung Karno)? Jawabannya adalah karena motivasi Indonesia untuk menang adalah motivasi kebencian dan dendam.

  12. Seperti diketahui benci dan dendam adalah dua energi yang sangat NEGATIF. Maka begitu berkumpul di stadion (stadium) yang penuh dengan aura kebencian dan dendam energi negatif itu terakumulasi (berkumpul) besar sekali. Dan percaya atau tidak energi negatif itu akan menular ke dalam lapangan.

  13. Dan permainan pun kacau sekali, ditambah seluruh stadion yang menyumpah serapah negara lawan. Maka doa yang didasari oleh energi negatif tidak akan sampai dan diterima oleh Tuhan.

  14. Justru doa penonton Malaysia yang datang ke GBK dikabulkan. Kenapa? Karena mereka termasuk orang-orang yang teraniaya,sebagai tamu mereka bukannya dihormati tetapi malah disumpah-serapah. Padahal mereka belum tentu salah, maka saat mereka berdoa meminta kemenangan, dengan cepat Tuhan mengabulkan.

  15. Doa orang-orang teraniaya lebih makbul.Oleh karena itu marilah kita luruskan niat, saat pertandingan olahraga tidak perlu membawa kepentingan politik dan membawa kebencian di lapangan. Bertandinglah untuk menghibur, untuk mencapai prestasi karena ingin mengharumkan nama bangsa tanpa menginjak martabat bangsa lain. Bukankah seorang pemenang sejati itu adalah mereka yang “Menang tanpa kesombongan dan kalah tanpa banyak alasan”.

  16. Semua petikan di atas adalah kiriman seorang pembaca setia blog dari seorang penulis Indonesia. Marilah kita sama-sama renungkan semangat setiakawan penulis berkenaan. Tulisan ini akan mengakhiri tulisan perang bolasepak Malaysia-Indonesia. Artikel akan datang akan berbicara mengenai AMALAN SUNAH DALAM PENGURUSAN.

No comments: